Kamis, 02 Juli 2015
Selasa, 30 Juni 2015
Agen Aspal Drum Pertamina
Kami telah berpengalaman dalam menyediakan aspal original dari
pertamina.pada prinsipnya mutu adalah yang kami utamakan, sehingga
pelaksanaan dilapangan senantiasa kami tugaskan staf yang berpengalaman,
penggunaan peralatan yang cukup memadai, pengiriman aspal sesuai yang
dipersyaratkan (baik kualitas maupun kuantitasnya).
Senin, 29 Juni 2015
Kamis, 25 Juni 2015
Kamis, 11 Juni 2015
Aspal Buton, Kekayaan Indonesia Yang Terabaikan
Oleh :
Sudirman Duhari
Aspal Buton di Sulawesi Tenggara (Sultra) sebenarnya merupakan kekayaan alam Indonesia yang potensinya terbesar di dunia. Jumlah deposit mencapai 677 juta ton. Kadar aspal yang terkandung didalamnya terbilang sangat besar, jika dibandingkan dengan kadar aspal alam negara lain. Kadar aspal Buton bervariasi antara 15-40 persen. Dibandingkan kadar aspal alam negara- negara lain seperti yang terdapat di Amerika hanya 12–15 persen, Perancis 6–10 persen.
Meski potensinya terbanyak di dunia dan kadar yang terkandung dalam aspal Buton sangat tinggi dibanding aspal alam negara lain, namun kekayaan alam Indonesia yang satu ini bisa dibilang masih terabaikan. Indonesia lebih senang menggunakan aspal minyak impor untuk memenuhi kebutuhan aspal dalam negeri, termasuk juga di daerah penghasil aspal Buton, Sulawesi Tenggara.
Alhasil, di daerah penghasil aspal di Buton, Sulawesi Tenggara pun masih banyak ditemukan jalan rusak bahkan jalan tanah. Dari 7.263 panjang jalan di Sultra, sekitar 50 persen dilaporkan dalam kondisi rusak sampai rusak berat. Sementara ribuan kilo meter belum tersentuh aspal. Kalaupun diaspal, asal kendaraan roda dua dan roda empat hanya bisa lewat saat musim panas. Tapi di musim hujan, jalan mulai berlubang, bergelombang, becek mirip kubangan kerbau. Ibu-ibu hamil yang naik kendaraan bisa-bisa keguguran kandungan karena goncangan hebat dari kendaraan yang jalannya terseok-seok dan terbanting-banting.
Guncangannya lebih keras dan lebih menyakitkan dari pada guncangan ombak laut. Jalan jalan rusak masih banyak ditemukan baik di jalan yang berstatus jalan negara, jalan provinsi, jalan Kabupaten, apalagi jalan usaha tani. Dibeberapa tempat animo masyarakat untuk bertani melemah karena tingginya biaya pengangkutan produksi pertanian.
Akibatnya, lalu lintas barang, jasa dan orang didaerah yang memiliki kekayaan berupa aspal itu menjadi terhambat. Perekonomian daerah sulit berkembang. Tak heran jika jauh tertinggal bila dibandingkan dengan daerah Jawa yang umumnya, jalan sudah mulus dengan aspal hotmix dari aspal minyak impor. Biaya angkut dan transpor di Jawa jauh lebih murah dibanding di luar jawa. Harga barangpun lebih tinggi. Makanya makin ke kawasan Timur Indonesia makin menampakkan sosok kemiskinan akibat tingginya biaya dan mahalnya harga barang. Sebuah gambaran masih adanya kesenjangan atau ketimpangan antar wilayah di Indonesia.
Penggunaan aspal minyak impor ini sangat menguras devisa negara akibat minimnya penggunaan aspal Buton. Pemanfatan aspal Buton membangun jalan di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1970 pada ruas jalan Cimahi – Padalarang sepanjang 3 km, dan penelitian penggunaan Aspal Buton untuk ruas jalan Jakarta – Cirebon sepanjang 240 km. Kemudian tahun 1980–an Bina Marga memamfaatkan Aspal Buton dengan membuat berbagai type konstruksi.
Produksi Aspal Buton pernah mencapai keemasannya pada tahun 1980 hingga tahun 1984, dimana jumlah produksi mencapai 300 ribu ton per tahun, dengan nilai jual Rp 4 miliar per tahun. Pada tahun 1984 Pemerintah Pusat dengan berbagai pertimbangan pengelolaan aspal Buton diserahkan kepada PT.Sarana Karya (Persero) berdasarkan PP No.3 Tahun 1984. Pengelolaan Aspal Buton yang dilakukan PT.Sarana Karya tahun 1984 -1997 dengan capaian produksi aspal 110 ribu ton per tahun.
Pada tahun 1997/1998 PT.Sarana Karya hampir pailit dalam kondisi Indonesia saat itu mengalami krisis moneter, bahkan pada tahun 1999/2000 direncanakan untuk diakuisisi.
Seiring dengan pembangunan pabrik aspal minyak oleh Pertamina di Indonesia dengan alasan aspal minyak memiliki kualitas lebih baik dan metode pengolahan yang mudah dan standar. Sejak beberapa tahun lalu, sekitar 97 persen pembangunan jaringan jalan di seluruh Indonesia sangat tergantung pada penggunaan aspal minyak , dengan total kebutuhan rata-rata nasional sekitar 1,2–2 juta ton per tahunnya. Kondisi ini sangat berpengaruh pada pemamfatan aspal Buton yang semakin menurun. Saat ini utilitas (kebutuhan) Aspal Buton hanya sekira 3 persen dari kebutuhan aspal nasional.
Namun dengan terus meningkatnya kebutuhan aspal minyak nasional untuk pembangunan jaringan jalan di Indonesia, ternyata belum bisa dipenuhi dengan aspal minyak produksi Pertamina. Produktifitas aspal dari perusahaan milik negara ini, hanya sekira 500.000 ton per tahunnya atau hanya sekitar 50 persen dari kebutuhan dalam negeri, sehingga untuk mencukupi kebutuhan harus dengan cara impor dari berbagai negara dalam bentuk aspal curah maupun aspal drum.
Buhardiman, ST, MS dalam tulisannya di Kendari Pos edisi tanggal 10 Agustus 2009 lalu menghitung jika Indonesia mengimpor aspal minyak sebanyak 60.000 ton/tahun dengan asumsi harga Rp 7.000/kg, maka berarti sekitar Rp 8,4 trilun per tahun anggaran negara hanya untuk belanja aspal. Tentu ini berpotensi terjadinya pengurangan devisa negara yang cukup besar.
Seiring dengan makin melonjaknya harga aspal minyak sejak tahun 2002, maka sudah saatnya Indonesia beralih menggunakan kekayaan alamnya sendiri yakni aspal Buton. Memang benar masih ada kelemahan aspal Buton, namun dari berbagai seminar, penelitian, uji coba dan telah dilakukan modifikasi dan perbaikan produk serta didukung pula dengan perkembangan dan kemajuan tehnologi. Kini aspal Buton menunjukkan banyak keunggulan.
Hasil pengujian Balitbang Departemen PU, misalnya, didapat campuran beraspal yang ditambah aspal Buton menghasilkan campuran beraspal yang bermutu baik dengan kecenderungan:stabilitas marshal campuran beraspal yang lebih tinggi, stabilitas dinamis campuran beraspal yang lebih tinggi, meningkatkan umur konstruksi (hasil uji fatigue), lebih tahan terhadap perubahan temperatur, serta nilai modulus yang meningkat
Kecenderungan tersebut terjadi karena aspal Buton mengandung bahan aromatik dan resin yang tinggi sehingga di dalam campuran aspal Buton mempunyai daya lekat yang lebih tinggi (antistripping), kelenturan yang tinggi (fatigue life tinggi). Dengan demikian aspal Buton cocok digunakan untuk lokasi temperatur tinggi (tropis) dan cocok pula untuk digunakan hevy loaded highway . Tentu saja dalam penggunaan aspal Buton harus ditunjang pengendalian mutu, karena dalam banyak kasus, pelaksana lapangan kurang memahami pengaruh penggunaan aspal buton dalam campuran beraspal.
Keunggulan lainnya, aspal Buton harganya lebih murah dan kompetitif. Sesuai penjelasan KSO Timah-Saka dalam suatu seminat di Kendari tahun 2009 lalu, perhitungan perbandingan harga satuan per ton material campuran di AMP(hotmix aspal minyak VS hotmix asbuton Lawele terdapat penghematan harga sebesar 21 persen. Perhitungan lebih ekonomis pula dapat terliat antara perbandingan per ton mix (hot mix aspal minyak VS eady mix asbuton Lawele) terdapat penghematan 38,37 persen.
Kemajuan teknologi cukup mendukung untuk penggunaan aspal Buton, baik pemenuhankebutuhan aspal dalam negeri bahkan bukan tidak mungkin bisa mensuplai kebutuhan aspal dunia khususnya negara-negara berkembang atau daerah-daerah dengan kepadatan lalu lintas harian rata (LHR) yang masih rendah.
Akan tetapi seperti diungkapkan oleh Gubernur Sulawesi Tenggara, Nur Alam, “Kalau tak ada komitmen dan kebijakan khusus dari pemerintah pusat, maka sebanyak apapun kajian, penelitian, seminar dan uji coba yang dilakukan,hanya akan menghasilkan kertas dokumen yang mungkin hanya bisa bertumpuk tinggi sampai dilangit, namun tak bermamfaat bagi penggunaan aspal buton, maupun untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat Indonesia”” kata Nur Alam dalam suatu kesempatan seminar.
Jika seandainya pemerintahan Jokowi-JK memiliki komitmen dan kebijakan pengembangan dan penggunaan aspal Buton secara nasional, maka sudah bisa dipastikan akan membuka lapangan kerja sekaligus akan sangat mendukung kebijakan pembangunan tol Laut. Lalu lintas kapal barang yang menghubungkan kawasan barat dan kawasan timur Indonesia tak lagi mengeluhkan muatan balik, karena bisa mengangkut aspal untuk kebutuhan dalam negeri bahkan kebutuhan, negara-negara lain. Dengan demikian akan meningkatkan pendapatan, kesejahteraan masyarakat serta mendorong pertumbuhan ekonomi daerah bahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.Semoga
*Penulis adalah Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Sulawesi Tenggara
– See more at: http://kendarinews.com/content/view/16064/459/#sthash.J3rgImUK.dpuf
sumber : http://kendarinews.com/content/view/16064/459/
Sudirman Duhari
Aspal Buton di Sulawesi Tenggara (Sultra) sebenarnya merupakan kekayaan alam Indonesia yang potensinya terbesar di dunia. Jumlah deposit mencapai 677 juta ton. Kadar aspal yang terkandung didalamnya terbilang sangat besar, jika dibandingkan dengan kadar aspal alam negara lain. Kadar aspal Buton bervariasi antara 15-40 persen. Dibandingkan kadar aspal alam negara- negara lain seperti yang terdapat di Amerika hanya 12–15 persen, Perancis 6–10 persen.
Meski potensinya terbanyak di dunia dan kadar yang terkandung dalam aspal Buton sangat tinggi dibanding aspal alam negara lain, namun kekayaan alam Indonesia yang satu ini bisa dibilang masih terabaikan. Indonesia lebih senang menggunakan aspal minyak impor untuk memenuhi kebutuhan aspal dalam negeri, termasuk juga di daerah penghasil aspal Buton, Sulawesi Tenggara.
Alhasil, di daerah penghasil aspal di Buton, Sulawesi Tenggara pun masih banyak ditemukan jalan rusak bahkan jalan tanah. Dari 7.263 panjang jalan di Sultra, sekitar 50 persen dilaporkan dalam kondisi rusak sampai rusak berat. Sementara ribuan kilo meter belum tersentuh aspal. Kalaupun diaspal, asal kendaraan roda dua dan roda empat hanya bisa lewat saat musim panas. Tapi di musim hujan, jalan mulai berlubang, bergelombang, becek mirip kubangan kerbau. Ibu-ibu hamil yang naik kendaraan bisa-bisa keguguran kandungan karena goncangan hebat dari kendaraan yang jalannya terseok-seok dan terbanting-banting.
Guncangannya lebih keras dan lebih menyakitkan dari pada guncangan ombak laut. Jalan jalan rusak masih banyak ditemukan baik di jalan yang berstatus jalan negara, jalan provinsi, jalan Kabupaten, apalagi jalan usaha tani. Dibeberapa tempat animo masyarakat untuk bertani melemah karena tingginya biaya pengangkutan produksi pertanian.
Akibatnya, lalu lintas barang, jasa dan orang didaerah yang memiliki kekayaan berupa aspal itu menjadi terhambat. Perekonomian daerah sulit berkembang. Tak heran jika jauh tertinggal bila dibandingkan dengan daerah Jawa yang umumnya, jalan sudah mulus dengan aspal hotmix dari aspal minyak impor. Biaya angkut dan transpor di Jawa jauh lebih murah dibanding di luar jawa. Harga barangpun lebih tinggi. Makanya makin ke kawasan Timur Indonesia makin menampakkan sosok kemiskinan akibat tingginya biaya dan mahalnya harga barang. Sebuah gambaran masih adanya kesenjangan atau ketimpangan antar wilayah di Indonesia.
Penggunaan aspal minyak impor ini sangat menguras devisa negara akibat minimnya penggunaan aspal Buton. Pemanfatan aspal Buton membangun jalan di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1970 pada ruas jalan Cimahi – Padalarang sepanjang 3 km, dan penelitian penggunaan Aspal Buton untuk ruas jalan Jakarta – Cirebon sepanjang 240 km. Kemudian tahun 1980–an Bina Marga memamfaatkan Aspal Buton dengan membuat berbagai type konstruksi.
Produksi Aspal Buton pernah mencapai keemasannya pada tahun 1980 hingga tahun 1984, dimana jumlah produksi mencapai 300 ribu ton per tahun, dengan nilai jual Rp 4 miliar per tahun. Pada tahun 1984 Pemerintah Pusat dengan berbagai pertimbangan pengelolaan aspal Buton diserahkan kepada PT.Sarana Karya (Persero) berdasarkan PP No.3 Tahun 1984. Pengelolaan Aspal Buton yang dilakukan PT.Sarana Karya tahun 1984 -1997 dengan capaian produksi aspal 110 ribu ton per tahun.
Pada tahun 1997/1998 PT.Sarana Karya hampir pailit dalam kondisi Indonesia saat itu mengalami krisis moneter, bahkan pada tahun 1999/2000 direncanakan untuk diakuisisi.
Seiring dengan pembangunan pabrik aspal minyak oleh Pertamina di Indonesia dengan alasan aspal minyak memiliki kualitas lebih baik dan metode pengolahan yang mudah dan standar. Sejak beberapa tahun lalu, sekitar 97 persen pembangunan jaringan jalan di seluruh Indonesia sangat tergantung pada penggunaan aspal minyak , dengan total kebutuhan rata-rata nasional sekitar 1,2–2 juta ton per tahunnya. Kondisi ini sangat berpengaruh pada pemamfatan aspal Buton yang semakin menurun. Saat ini utilitas (kebutuhan) Aspal Buton hanya sekira 3 persen dari kebutuhan aspal nasional.
Namun dengan terus meningkatnya kebutuhan aspal minyak nasional untuk pembangunan jaringan jalan di Indonesia, ternyata belum bisa dipenuhi dengan aspal minyak produksi Pertamina. Produktifitas aspal dari perusahaan milik negara ini, hanya sekira 500.000 ton per tahunnya atau hanya sekitar 50 persen dari kebutuhan dalam negeri, sehingga untuk mencukupi kebutuhan harus dengan cara impor dari berbagai negara dalam bentuk aspal curah maupun aspal drum.
Buhardiman, ST, MS dalam tulisannya di Kendari Pos edisi tanggal 10 Agustus 2009 lalu menghitung jika Indonesia mengimpor aspal minyak sebanyak 60.000 ton/tahun dengan asumsi harga Rp 7.000/kg, maka berarti sekitar Rp 8,4 trilun per tahun anggaran negara hanya untuk belanja aspal. Tentu ini berpotensi terjadinya pengurangan devisa negara yang cukup besar.
Seiring dengan makin melonjaknya harga aspal minyak sejak tahun 2002, maka sudah saatnya Indonesia beralih menggunakan kekayaan alamnya sendiri yakni aspal Buton. Memang benar masih ada kelemahan aspal Buton, namun dari berbagai seminar, penelitian, uji coba dan telah dilakukan modifikasi dan perbaikan produk serta didukung pula dengan perkembangan dan kemajuan tehnologi. Kini aspal Buton menunjukkan banyak keunggulan.
Hasil pengujian Balitbang Departemen PU, misalnya, didapat campuran beraspal yang ditambah aspal Buton menghasilkan campuran beraspal yang bermutu baik dengan kecenderungan:stabilitas marshal campuran beraspal yang lebih tinggi, stabilitas dinamis campuran beraspal yang lebih tinggi, meningkatkan umur konstruksi (hasil uji fatigue), lebih tahan terhadap perubahan temperatur, serta nilai modulus yang meningkat
Kecenderungan tersebut terjadi karena aspal Buton mengandung bahan aromatik dan resin yang tinggi sehingga di dalam campuran aspal Buton mempunyai daya lekat yang lebih tinggi (antistripping), kelenturan yang tinggi (fatigue life tinggi). Dengan demikian aspal Buton cocok digunakan untuk lokasi temperatur tinggi (tropis) dan cocok pula untuk digunakan hevy loaded highway . Tentu saja dalam penggunaan aspal Buton harus ditunjang pengendalian mutu, karena dalam banyak kasus, pelaksana lapangan kurang memahami pengaruh penggunaan aspal buton dalam campuran beraspal.
Keunggulan lainnya, aspal Buton harganya lebih murah dan kompetitif. Sesuai penjelasan KSO Timah-Saka dalam suatu seminat di Kendari tahun 2009 lalu, perhitungan perbandingan harga satuan per ton material campuran di AMP(hotmix aspal minyak VS hotmix asbuton Lawele terdapat penghematan harga sebesar 21 persen. Perhitungan lebih ekonomis pula dapat terliat antara perbandingan per ton mix (hot mix aspal minyak VS eady mix asbuton Lawele) terdapat penghematan 38,37 persen.
Kemajuan teknologi cukup mendukung untuk penggunaan aspal Buton, baik pemenuhankebutuhan aspal dalam negeri bahkan bukan tidak mungkin bisa mensuplai kebutuhan aspal dunia khususnya negara-negara berkembang atau daerah-daerah dengan kepadatan lalu lintas harian rata (LHR) yang masih rendah.
Akan tetapi seperti diungkapkan oleh Gubernur Sulawesi Tenggara, Nur Alam, “Kalau tak ada komitmen dan kebijakan khusus dari pemerintah pusat, maka sebanyak apapun kajian, penelitian, seminar dan uji coba yang dilakukan,hanya akan menghasilkan kertas dokumen yang mungkin hanya bisa bertumpuk tinggi sampai dilangit, namun tak bermamfaat bagi penggunaan aspal buton, maupun untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat Indonesia”” kata Nur Alam dalam suatu kesempatan seminar.
Jika seandainya pemerintahan Jokowi-JK memiliki komitmen dan kebijakan pengembangan dan penggunaan aspal Buton secara nasional, maka sudah bisa dipastikan akan membuka lapangan kerja sekaligus akan sangat mendukung kebijakan pembangunan tol Laut. Lalu lintas kapal barang yang menghubungkan kawasan barat dan kawasan timur Indonesia tak lagi mengeluhkan muatan balik, karena bisa mengangkut aspal untuk kebutuhan dalam negeri bahkan kebutuhan, negara-negara lain. Dengan demikian akan meningkatkan pendapatan, kesejahteraan masyarakat serta mendorong pertumbuhan ekonomi daerah bahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.Semoga
*Penulis adalah Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Sulawesi Tenggara
– See more at: http://kendarinews.com/content/view/16064/459/#sthash.J3rgImUK.dpuf
sumber : http://kendarinews.com/content/view/16064/459/
Label:
aspal,
buton,
kekayaan indonesia
Lokasi:
Buton Island, Indonesia
Senin, 08 Juni 2015
Jenis- Jenis Aspal
Posted by
dangzt iman
At
Jumat, Maret 21, 2014
Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan informasi Jenis- Jenis Aspal yang admin ketahui, Berikut informasinya
Definisi Aspal
Material berwarna hitam atau coklat tua. Pada temperatur ruang berbentuk padat sampai agak padat, jika dianaskan sampai temperatur tentu dapat menjadi lunak / cair sehingga dapat membungkus partikel agregat pada waktu pembuatan campuran aspal beton atau sapat masuk kedalam pori-pori yang ada pada penyemprotan/ penyiraman pada perkerasan macadam atau pelaburan. Jika temperatur mulai turun. Aspal akan mengeras dan mengikat agregat pada tempatnya (sifat Termoplastis)
- Hidrocarbon adalah bahan dasar utama dari aspal yang umumnya disebut bitumen. Sehingga aspal sering juga disebut bitumen,
- Aspal merupakan salah satu material konstruksi perkerasan lentur . Aspal merupakan komponen kecil . Umumnya 4 – 10 % dari berat campuran. Tetapi merupakan komponen yang relatif mahal
- Aspal umumnya berasal dari salah satu hasil destilasi minyak bumi (Aspal Minyak) dan bahan alami (aspal Alam),
- Aspal minyak (Aspal cemen) bersifat mengikat agregat pada campuran aspal beton dan memberikan lapisan kedap air. Serta tahan terhadap pengaruh asam, Basa dan garam,
- Sifat aspal akan berubah akibat panas dan umur, aspal akan menjadi kaku dan rapuh dan akhirnya daya adhesinya terhadap partikal agregat akan berkurang.
Aspal Alam :- Aspal Gunung (Rock Asphalt)
ex : Aspal P. Buton
- Aspal Danau (Lake Asphalt)
ex : Aspal Bermudez, Trinidad
Aspal alam ada yang diperoleh di gunung-gunung seperti aspal di pulau buton, dan ada pula yang diperoleh di pulau Trinidad berupa aspal danau. Aspal alam terbesar di dunia terdapat di Trinidad, berupa aspal danau. Indonesia memiliki aspal alam yaitu di Pulau Buton, yang terkenal dengan nama Asbuton (Aspal Pulau Buton). Penggunaan asbuton sebagai salah satu material perkerasan jalan telah dimulai sejak tahun 1920, walaupun masih bersifat konvensional. Asbuton merupakan batu yang mengandung aspal. Asbuton merupakan material yang ditemukan begitu saja di alam, maka kadar bitumen yang dikandungnya sangat bervariasi dari rendah sampai tinggi.
Produk asbuton dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu :1) Produk asbuton yang masih mengandung material filler, seperti asbuton kasar,asbuton halus,asbuton mikro, dan butonite mastik asphalt.2) Produk asbuton yang telah dimurnikan menjadi aspal murni melalui proses ekstrasi atau proses kimiawi
Aspal Buatan :Aspal Minyak
Merupakan hasil destilasio minyak bumi
Berdasarkan jenis bahan dasarnya
- Asphaltic base crude oil
- Bahan dasar dominan aspaltic
- Parafin base crude oil
- Bahan dasar dominan parafin
- Mixed base crude oil
- Bahan dasar campuran asphaltic dan parafin
- Aspal keras/panas (Asphalt cemen)
*) Aspal keras pada suhu ruang (250 – 300 C) berbentuk padat
*) Aspal keras dibedakan berdasarkan nilai penetrasi (tingkat kekerasannya)
*) Aspal keras yang biasa digunakan :
- AC Pen 40/50, yaitu aspal keras dgn penetrasi antara 40 – 50
- AC pen 60/70, yaitu aspal keras dgn penetrasi antara 60 – 79
- AC pen 80/100, yaitu aspal keras dengan penetrasi antara 80 – 100
- AC pen 200/300, yaitu aspal keras dengan penetrasi antara 200-300
*) Aspal dengan penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas, volume lalu lintas tinggi.
*) Aspal dengan penetrasi tinggi digunakan untuk daerah bercuaca dingin, lalu lintas rendah.
*) Di Indonesia umumnya digunakan aspal penetrasi 60/70 dan 80/100.
- Aspal dingin / Cair (Cut Back Asphalt)
*) Aspal cair merupakan campuran aspal keras dengan bahan pencair dari hasil penyulingan minyak bumi
*) Pada suhu ruang berbentuk cair
*) Berdasarkan bahan pencairnya dan kemudahan penguapan bahan pelarutnya, aspal cair dibedakan atas :
1. RC (Rapid curing cut back )
Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan bensin (premium), RC
merupakan curback asphal yang paling cepat menguap.
RC cut back asphalt dugunakan sebagai:
- Tack coat (Lapis perekat)
- Prime Coat (Lapis resap pengikat)
2. MC (Medium Curing cut back)
Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan minyak tanah (Kerosine). MC merupakan cutback aspal yang kecepatan menguapnya sedang.
3. SC (Slow Curing cut back)
Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan solar, SC merupakan cut back asphal yang paling lama menguap.
SC Cut back asphalt digunakan sebagai:
- Prime coat
- Dust laying (lapis pengikat debu)
Cut back aspal dibedakan berdasarkan nilai viscositas pada suhu 600 (makin kental)
ex :
RC 30 – 60 MC 30 – 60 SC 30 – 60
RC 70 – 140 MC 70 – 140 SC 70 - 140
- Aspal emulsi (emulsion asphalt)
*) Aspal emulsi adlah suatu campuran aspal dengan air dan bahan pengemulsi
*) Emulsifer agent merupakan ion bermuatan listrik (Elektrolit), (+) Cation ; (-) Annion
*) Emulsifer agent berfungsi sebagai stabilisator
*) Partikel aspal melayang-layang dalam air karena partikel aspal diberi muatan listrik.
*) Berdasarkan muatan listriknya, aspal emulsi dapat dibedakan atas ;
1. Kationik,
disebut juga aspal emulsi asam, merupakan aspal emulsi yang bermuatan arus listrik posirif
2. Anionik,
disebut juga aspal emulsi alkali, merupakan aspal emulsi yang bermuatan negatif
3. Nonionik,
merupakan aspal emulsi yang tidak mengalami ionisasi, berarti tidak mengantarkan listrik.
*) Yang umum digunakan sebagai bahan perkerasan jalan adalah aspal emulsi anionik dan kationik.
*) Berdasarkan kecepatan pengerasannya aspal emulsi dibedakan atas
- Rapid Setting (RS), aspal yang mengandung sedikit bahan pengemulsi sehingga pengikatan cepat terjadi. Digunakan untuk
Tack Coat
- Medium Setting (MS), Digunakan untuk Seal Coat
- Slow Seeting (SS), jenis aspal emulsi yang paling lambat menguap, Digunakan Sebagai Prime coat
- Aspal Buton
Aspal ini merupakan campuran antara bitumen dengan bahan mineral lainnya dalam bentuk bantuan.
Karena aspal buton merupakan bahan alam maka kadar bitumennya bervariasi dari rendah sampai tinggi.
Berdasarkan kadar bitumennya aspal buton dibedakan atas B10, B13, B20, B25, dan B30 (Aspal Buotn B10 adalah aspal buton dengan kadar bitumen rata-rata 10%)
Demikianlah informasi Jenis- Jenis Aspal yang admin bisa bagikan pada kesempatan kali ini, semoga dapat menambah ilmu kita semua. Baca juga Setting Dan Hardening Pada Semen
sumber :http://civilkitau.blogspot.com/2014/03/jenis-jenis-aspal.html
Kamis, 28 Mei 2015
Aspal – Gas RI Jangan Terlalu Banyak Diekspor
Jakarta, (Analisa). Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono ingin Indonesia bisa
memanfaatkan kekayaan sumber daya alam untuk keperluan dalam negeri.
Jangan sampai sumber daya alam Indonesia hanya diekspor begitu saja.
“Kita punya aspal dari Buton. Aspal Buton harus kita upayakan sebesar-besarnya kita manfaatkan,” tegas Basuki dalam pengarahannya di acara Konsultasi Regional Kementerian PUPR. Acara itu berlangsung di kantor pusat Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa (21/4).
Agar aspal dari Buton bisa digunakan, lanjut Basuki, memang butuh proses pengolahan. Namun itu harus dilakukan agar aspal tersebut bisa dimanfaatkan di dalam negeri.”Memang harus kita bekerja keras, lebih serius pekerjaannya. Kalau kita bisa mengekspor aspal ke luar negeri, kenapa kita nggak pakai di dalam negeri itu aspal yang kita produksi?” tutur Basuki.
Selain aspal, tambah Basuki, Indonesia juga punya kekayaan berupa gas alam. Namun gas masih banyak diekspor, dan tidak jarang pembangkit listrik maupun industri di dalam negeri kekurangan pasokan.
“Kita ekspor gas ke luar negeri, di sana digunakan untuk memproduksi barang. Barangnya diimpor lagi ke Indonesia dengan harga yang lebih mahal,” sebut Basuki. (dtc)
“Kita punya aspal dari Buton. Aspal Buton harus kita upayakan sebesar-besarnya kita manfaatkan,” tegas Basuki dalam pengarahannya di acara Konsultasi Regional Kementerian PUPR. Acara itu berlangsung di kantor pusat Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa (21/4).
Agar aspal dari Buton bisa digunakan, lanjut Basuki, memang butuh proses pengolahan. Namun itu harus dilakukan agar aspal tersebut bisa dimanfaatkan di dalam negeri.”Memang harus kita bekerja keras, lebih serius pekerjaannya. Kalau kita bisa mengekspor aspal ke luar negeri, kenapa kita nggak pakai di dalam negeri itu aspal yang kita produksi?” tutur Basuki.
Selain aspal, tambah Basuki, Indonesia juga punya kekayaan berupa gas alam. Namun gas masih banyak diekspor, dan tidak jarang pembangkit listrik maupun industri di dalam negeri kekurangan pasokan.
“Kita ekspor gas ke luar negeri, di sana digunakan untuk memproduksi barang. Barangnya diimpor lagi ke Indonesia dengan harga yang lebih mahal,” sebut Basuki. (dtc)
Langganan:
Postingan (Atom)